Wawasan Polewali – Kasus dugaan kekerasan yang terjadi di lingkungan SMKN Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), kini mulai diselidiki oleh pihak kepolisian. Unit Reskrim Polsek Balanipa telah bergerak cepat dengan memanggil sejumlah saksi untuk dimintai keterangan guna mengungkap kronologi dan motif di balik insiden tersebut.
Peristiwa yang sempat menghebohkan masyarakat ini diduga melibatkan beberapa siswa dan menyebabkan salah satu pelajar mengalami luka akibat tindak kekerasan di area sekolah.
Polisi Bergerak Cepat Tangani Kasus
Kapolsek Balanipa, Iptu Muh. Rusdi, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan resmi dari pihak keluarga korban dan langsung menindaklanjuti dengan proses penyelidikan awal.
“Kami sudah menerima laporan dan saat ini tengah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, baik dari pihak sekolah, siswa, maupun orang tua korban. Semua keterangan kami kumpulkan agar kasus ini terang benderang,” ujar Iptu Rusdi, Kamis (16/10).
Ia menjelaskan, penyelidikan dilakukan untuk memastikan apakah tindakan tersebut termasuk kategori kekerasan fisik yang melanggar hukum pidana atau pelanggaran disiplin di lingkungan pendidikan.
“Jika ditemukan unsur pidana, tentu akan kami proses sesuai hukum yang berlaku. Namun kami juga tetap berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan pihak sekolah agar penyelesaian kasus ini berjalan secara bijak,” tambahnya.
Pihak Sekolah Siap Kooperatif
Sementara itu, Kepala SMKN Balanipa, Drs. Rahmat Basir, menyampaikan bahwa pihaknya sangat menyesalkan kejadian tersebut. Ia menegaskan, sekolah tidak mentolerir segala bentuk kekerasan di lingkungan pendidikan dan akan bersikap terbuka membantu proses penyelidikan.
“Kami siap memberikan keterangan dan data yang dibutuhkan oleh pihak kepolisian. Kami juga telah memanggil semua pihak terkait, termasuk guru pembimbing dan teman sekelas korban, untuk dimintai penjelasan,” ujar Rahmat.
Pihak sekolah juga telah memberikan pendampingan kepada korban dan berupaya memediasi agar kejadian serupa tidak terulang.

Baca juga: Gedung Rp800 Juta dari Uang Sendiri, PDAM Polman Resmi Punya Kantor Baru Berlantai 2 dan 14 Ruangan
Dinas Pendidikan Turun Tangan
Menanggapi kasus ini, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Barat berencana menurunkan tim pengawas ke SMKN Balanipa untuk melakukan evaluasi internal terkait sistem pembinaan siswa di sekolah tersebut.
“Kami sangat prihatin atas kejadian ini. Sekolah harus menjadi tempat yang aman dan mendidik, bukan arena kekerasan,” kata salah satu pejabat Dinas Pendidikan Sulbar.
Tim pengawas juga akan memberikan rekomendasi agar pihak sekolah memperkuat pengawasan dan pendidikan karakter di kalangan siswa.
Masyarakat Harapkan Penegakan Hukum yang Tegas
Kasus ini menimbulkan perhatian luas dari masyarakat sekitar. Sejumlah orang tua siswa berharap polisi dapat menindak tegas pelaku kekerasan agar menjadi pelajaran bagi semua pihak.
“Kami serahkan sepenuhnya ke pihak berwajib. Tapi kami juga ingin anak-anak dibina, bukan dihukum tanpa pembinaan. Yang penting tidak ada lagi kekerasan di sekolah,” ujar salah satu warga Balanipa.
Upaya Pencegahan dan Edukasi
Polsek Balanipa bersama pihak sekolah berencana menggelar penyuluhan tentang bahaya kekerasan dan bullying di kalangan pelajar. Program ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran siswa tentang pentingnya menghormati sesama dan menyelesaikan masalah tanpa kekerasan.
“Sekolah harus menjadi ruang aman bagi anak-anak kita. Kami ingin edukasi menjadi bagian penting untuk mencegah kekerasan di masa depan,” tegas Kapolsek Rusdi.
Dengan langkah cepat kepolisian dan dukungan dari pihak sekolah serta pemerintah, diharapkan kasus kekerasan di SMKN Balanipa ini dapat segera terungkap, sekaligus menjadi momentum memperkuat budaya disiplin dan pendidikan karakter di dunia pendidikan Sulawesi Barat.





