Wawasan Polewali – Hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, pada Senin sore (13/10/2025) menyebabkan plafon ruang kelas di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Polman ambruk. Insiden tersebut sempat menimbulkan kepanikan di kalangan guru dan siswa, meski beruntung tidak ada korban jiwa.
Plafon Runtuh Saat Siswa Sudah Pulang
Menurut informasi yang dihimpun, plafon yang ambruk berada di salah satu ruang kelas di blok timur gedung utama MAN 1 Polman. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00 WITA, tidak lama setelah kegiatan belajar mengajar selesai dan para siswa meninggalkan sekolah.
Kepala MAN 1 Polman, H. Syamsul Bahri, menjelaskan bahwa ambruknya plafon diduga disebabkan oleh kebocoran atap dan kelembapan tinggi akibat hujan deras yang mengguyur sejak siang. “Alhamdulillah tidak ada korban. Kalau kejadian ini terjadi saat jam pelajaran, mungkin bisa berbahaya bagi siswa,” ujarnya.
Syamsul menambahkan, kondisi bangunan memang sudah mulai mengalami kerusakan di beberapa titik. “Kami sudah beberapa kali melakukan perbaikan ringan, tapi karena usia bangunan cukup tua, tampaknya perlu dilakukan rehabilitasi total,” jelasnya.
Aktivitas Belajar Sementara Dipindahkan
Untuk memastikan keselamatan siswa dan guru, pihak sekolah segera menutup ruang kelas yang terdampak dan memindahkan proses belajar mengajar ke ruangan lain yang lebih aman. Sejumlah guru dan pegawai madrasah juga langsung bergotong royong membersihkan puing-puing plafon yang berserakan.
“Kami prioritaskan keselamatan dulu. Sementara kegiatan belajar akan kami pindahkan ke ruang laboratorium dan aula madrasah,” kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana, Nurhayati.
Pihak madrasah juga telah berkoordinasi dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Polman untuk melaporkan kondisi tersebut dan mengajukan bantuan perbaikan.

Baca juga: Kepsek PAUD di Polman Diduga Cabuli 4 Murid Naik Tahap Penyidikan
Dapat Respons Cepat dari Kemenag
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Polman, Muhammad Arif, menyatakan telah menerima laporan dari pihak MAN 1 Polman dan akan segera menurunkan tim untuk melakukan peninjauan lapangan.
“Kami akan cek kondisi bangunan dan menghitung estimasi kebutuhan perbaikan. Jika kerusakan tergolong berat, kami akan usulkan bantuan rehabilitasi melalui anggaran tahun berjalan atau DIPA perubahan,” ujarnya.
Arif juga mengingatkan seluruh madrasah di Polman untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang saat ini sering terjadi. “Kondisi bangunan sekolah harus rutin diperiksa, terutama bagian atap dan plafon, karena bisa membahayakan warga sekolah,” tambahnya.
Warga dan Orang Tua Minta Perhatian Pemerintah
Sejumlah orang tua siswa berharap agar pemerintah segera turun tangan memperbaiki ruang kelas yang rusak. Mereka khawatir jika dibiarkan terlalu lama, kerusakan bisa semakin parah dan mengganggu proses belajar.
“Anak-anak kami harus belajar dengan aman. Jangan sampai menunggu korban baru ada tindakan,” ujar Nuraini, salah satu wali murid.
Sementara itu, warga sekitar sekolah juga turut membantu membersihkan material plafon yang ambruk dan memastikan lingkungan sekolah aman dari risiko runtuhan lanjutan.
Cuaca Ekstrem Masih Mengancam
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Majene sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di wilayah Sulawesi Barat, termasuk hujan lebat disertai angin kencang hingga pertengahan Oktober 2025.
Dengan kondisi tersebut, pihak sekolah diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah-langkah pencegahan terhadap potensi bencana kecil di lingkungan pendidikan.
“Kami berharap segera ada bantuan untuk memperbaiki ruang kelas yang rusak. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” tutup Kepala MAN 1 Polman, Syamsul Bahri.





