Wawasan Polewali — Aktivitas jual beli di Pasar Pekkabata, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, terganggu akibat genangan air yang merendam sejumlah lapak pedagang sayur, Selasa (4/11/2025). Genangan air tersebut diduga kuat disebabkan oleh saluran drainase yang tersumbat dan tak mampu menampung debit air hujan sejak dini hari.
Dari pantauan di lokasi, air setinggi 10 hingga 20 sentimeter menggenangi area los sayur dan ikan di bagian tengah pasar. Beberapa pedagang tampak sibuk mengevakuasi barang dagangan mereka agar tidak rusak, sementara sebagian lainnya terpaksa berjualan di atas bangku kayu dan meja darurat untuk menghindari genangan.
“Sudah dua hari air tidak surut, kalau hujan sedikit saja pasti naik lagi. Kami jadi susah jualan karena pembeli enggan masuk ke area becek begini,” keluh Rosnawati (45), salah seorang pedagang sayur di Pasar Pekkabata. Ia mengaku pendapatannya turun drastis hingga 50 persen sejak lapaknya terendam air.
Drainase Tersumbat Sampah dan Lumpur
Menurut sejumlah pedagang, genangan air ini bukan pertama kalinya terjadi. Mereka menuding sistem drainase di kawasan pasar sudah lama tidak berfungsi optimal akibat tertimbun sampah dan endapan lumpur.
“Saluran air di belakang pasar sudah penuh lumpur, bahkan beberapa titik tertutup sampah plastik. Kami sudah laporkan berkali-kali, tapi belum juga dibersihkan,” ujar Haris, pedagang ikan yang lapaknya juga terdampak.
Sementara itu, Kepala UPTD Pasar Pekkabata, Abdul Karim, membenarkan adanya keluhan pedagang terkait genangan air. Ia mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Dinas PUPR Polman untuk segera melakukan pembersihan saluran.
“Kami sudah sampaikan laporan resmi. Rencana besok tim kebersihan bersama petugas PU akan turun melakukan pengerukan saluran. Ini memang masalah rutin setiap musim hujan,” jelas Karim.
Aktivitas Pasar Terganggu
Genangan air di Pasar Pekkabata tak hanya membuat pedagang resah, tetapi juga berdampak pada pengunjung. Sejumlah pembeli mengaku enggan berbelanja di area yang becek dan licin karena khawatir terpeleset.
“Biasanya saya belanja di sini setiap pagi, tapi sekarang malas karena airnya kotor dan bau. Harusnya pemerintah cepat tanggap,” ujar Sari (34), warga Kelurahan Madatte.
Kondisi ini juga menimbulkan kekhawatiran akan kesehatan lingkungan, sebab genangan air yang tak kunjung surut berpotensi menjadi sarang nyamuk dan sumber penyakit.
:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sulbar/foto/bank/originals/Lapak-pedagang-di-belakang-Kompleks-Pasar-Sentral-Pekkabata-Kecamatan-Polewali.jpg)
Baca juga: Terkuak! Dendam Lama Berujung Tragedi, Polres Polman Buru Jaringan Senjata Ilegal
Pemkab Polman Diminta Bertindak Cepat
Menanggapi keluhan warga, Anggota DPRD Polman, Andi Mahmud, meminta Pemkab Polman segera menurunkan tim teknis untuk meninjau kondisi pasar secara menyeluruh. Menurutnya, Pasar Pekkabata merupakan salah satu pusat ekonomi terbesar di kota Polewali, sehingga kebersihan dan kelayakan fasilitas harus dijaga.
“Kalau pedagang sampai kehilangan penghasilan karena genangan air, itu berarti ada yang harus dievaluasi dalam sistem drainase pasar. Pemerintah harus cepat bertindak sebelum masalah ini makin parah,” tegasnya.
Ia juga mengusulkan agar Dinas terkait membuat jadwal rutin pembersihan saluran air dan penataan ulang lapak, guna mencegah banjir pasar terulang setiap musim hujan.
Harapan Pedagang
Para pedagang berharap, perbaikan drainase dapat segera dilakukan agar aktivitas jual beli kembali normal. “Kami hanya ingin pasar ini kering dan nyaman lagi. Kalau pembeli ramai, kami pun bisa kembali berjualan dengan tenang,” ujar Rosnawati menutup percakapan.
Dengan langkah cepat dari pemerintah daerah, diharapkan masalah genangan air di Pasar Pekkabata dapat segera teratasi, sehingga roda ekonomi masyarakat kecil dapat kembali berputar tanpa hambatan.





